Bitcoin kembali mencetak tonggak sejarah baru. Di tengah optimisme pasar kripto, harga aset digital terbesar ini menembus rekor tertingginya sepanjang masa. Lonjakan harga ini memicu prediksi bahwa Bitcoin (BTC) berpotensi melesat hingga Rp 2,3 miliar per koin dalam waktu dekat.
Beberapa faktor kunci menjadi pemicu pergerakan agresif Bitcoin:
-
Pergeseran Minat Investor ke Aset Risiko
Semakin banyak investor institusional dan ritel yang mengalihkan dananya ke aset kripto, termasuk Bitcoin, sebagai respon terhadap ketidakpastian pasar tradisional dan ekspektasi suku bunga jangka panjang. -
Short Squeeze Skala Besar
Lonjakan harga BTC memaksa para trader yang membuka posisi short (jual) untuk menutup posisi mereka secara paksa. Proses ini menyebabkan lonjakan permintaan mendadak di pasar, yang memperkuat momentum kenaikan harga.
Sejumlah analis pasar memproyeksikan bahwa reli harga ini belum selesai. Jika tekanan beli terus berlanjut dan sentimen tetap positif, Bitcoin diperkirakan bisa menyentuh Rp 2,3 miliar (setara sekitar US$ 140.000). Level ini menjadi resistance psikologis dan bisa menjadi acuan bagi trader dalam menetapkan target jangka pendek hingga menengah. Namun, seperti biasa dalam pasar kripto, volatilitas tetap tinggi. Kenaikan harga yang cepat sering kali disusul oleh koreksi tajam. Karena itu, pelaku pasar perlu tetap disiplin dalam pengelolaan risiko.
🧩 Sorotan UtamaAspek | Detail |
---|---|
Harga BTC saat ini | Mencapai level tertinggi sepanjang sejarah |
Faktor pendorong | Perpindahan dana ke kripto & likuidasi besar posisi short |
Target harga berikutnya | Potensi naik hingga Rp 2,3 miliar per koin menurut analis |
Risiko utama | Koreksi teknikal dan reaksi pasar global terhadap kebijakan ekonomi |