| Hubungan AS-China |
Ketegangan di ranah perdagangan, teknologi (ekspor chip, kontrol ekspor), dan keamanan (Taiwan, militer di Laut China Selatan). |
Gangguan rantai pasokan, tarif bisa tetap tinggi → biaya impor naik; perusahaan multinasional harus diversifikasi. Investor di sektor teknologi perlu mempertimbangkan risiko regulasi dan supply chain. |
| Persaingan Global & Fragmentasi Ekonomi |
Makin banyak negara mempertimbangkan diversifikasi rantai pasokan, “China+1”, pembentukan aliansi regional ekonomi / alternatif finansial. |
Perusahaan eksportir & investor EM bisa mendapat peluang jika menjadi alternatif dalam rantai pasokan. Namun, risiko disrupsi besar tetap ada. |
| Krisis Energi & Iklim |
Keamanan energi jadi perhatian utama; perubahan iklim & kebijakan transisi energi akan mempengaruhi biaya & investasi. |
Sektor energi (baik tradisional maupun terbarukan) akan berada di bawah sorotan; investor perlu perhatikan regulasi, subsidi, dan risiko ketidakpastian kebijakan iklim. |
| Konflik Militer / Ketegangan Regional |
Perang di Ukraina & Konflik Timur Tengah terus memberi tekanan geopolitik. Risiko terhadap keamanan pasokan energi, harga komoditas, dan stabilitas regional. |
Harga minyak & gas bisa naik secara tiba-tiba; investor harus siap terhadap volatilitas. Safe haven seperti emas mungkin mendapat respon positif. |
| Keamanan Siber & Infrastruktur |
Ancaman serangan siber, gangguan pada infrastruktur penting (energi, telekomunikasi). |
Perusahaan di sektor kritikal harus meningkatkan keamanan; investor mungkin akan mem-prime saham di sektor keamanan siber. Risiko operasional dan reputasi bisa meningkat. |
| Penggunaan Instrumen Ekonomi sebagai Alat Politik |
Tarik menarik tarif, sanksi, kontrol ekspor, tekanan pada sistem pembayaran internasional (dolar, SWIFT) sebagai alat diplomasi / geopolitik. |
Bisa muncul “fragmentasi finansial” / sistem pembayaran alternatif; negara & perusahaan yang terlalu bergantung pada sistem AS bisa terekspos jika sanksi atau kontrol berubah. |